Aya Sophia, Gereja yang Menjadi Masjid

Kamis, 10 Desember 2015 | Dilihat: 1,040 kali

SERAMBINEWSTV.COM, ISTANBUL – AZAN dzuhur bergema dari Masjid Biru (Blue Mosque), Rabu 25 November 2015, udara di Turki dingin siang itu.

Hilir mudik orang menyemut ke arah masjid, beberapa di antaranya berbalik melihat menara Aya Sophia (Hagia Sophia).

Ada kumandan azan di menara itu, semula orang-orang menyangka itu azan dari menara Hagia Sophia. Disimak lebih teliti, ternyata itu suara azan dari menara masjid biru yang disahut melalui perangkat elektronik di menara bekas gereja di masa kekaisaran Bizantium.

Orang Eropa menulisnya Hagia Sophia, sementara Turki menyebut Ayasophia. Ia berarti kebijaksanaan suci.

Dibangun pada tahun 360 M oleh Kekaisaran Bizantium, Aya Sophia menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Istanbul. Peziarah muslim, berdoa dan takjub akan peninggalan masa keemasan Turki di bawah kendali Sultan Mehmet II yang semula merupakan gereja di masa Kaisar Constantine I.

Pun sebaliknya, penziarah nonmuslim berkeliling melihat sudut-sudut museum bermozaik Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Jibril dalam kepercayaan nasrani, tentunya.

Aya Sophia adalah cermin menyatunya dua agama dan guratan arsitek, Allah, Muhammad, Yesus, Bunda Maria berada pada satu kubah yang menaunginya. Bangunan ini telah menjadi naungan para uskup dan rumah para ulama di masa kejayaan Turki Utsmani.

Meski tak ada shalat di Aya Sophia, suara azan di menaranya cukup membuat rindu mereka yang menanti bersujud di masjid yang kini berstatus sebagai museum.

Aya Sophia, Topkapi, dan Masjid Biru adalah tiga dari keunggulan Turki di bidang wisata sejarah. Masih banyak destinasi lain yang membuat kita kagum, terkesima, dan serasa ingin kembali untuk menyusuri lorong-lorong di jantung Kota Istanbul. Allaha ismarladik Turki, Selamat tinggal Turki.

Narator:
Editor: Reza Munawir